Langsung ke konten utama

Kritik Arsitektur | Metode Kritik Tipikal |

 
Partai Golkar DPD DKI Jakarta, selaku pemilik proyek dan salah satu partai tertua di Indonesia berniat untuk melakukan suatu revolusi untuk menjadi partai yang lebih modern, transparan, kolaboratif, dan terbuka sehingga dapat menarik perhatian generasi muda yang tertarik dengan dunia politik untuk bisa berpraktik secara langsung. Tentunya semua visi itu harus sejalan dengan bangunan kantornya yang merupakan wadah utama aktivitas serta “wajah peradaban” dari partai politik ini.

https://images.adsttc.com/media/images/59f8/5713/b22e/3853/dd00/00df/slideshow/0743-Golkar_DPD_Jakarta_(DELUTION)_-07_08.08.2017-.jpg?1509447439 

Kondisi existing terdiri dari 2 bangunan yang salah satu bangunannya berfungsi sebagai kantor dan bangunan lainnya menyisakan tulang dan beton seperti bangunan yang setengah jadi. Arsitek harus melakukan suatu perubahan dengan budget seminimal mungkin. Hal ini dikarenakan dana partai berasal dari kolektivitas para anggotanya. Penyelesaian renovasi ini pun dilakukan secepat mungkin untuk mengejar momen pemilihan Gubernur Jakarta agar masyarakat bisa menyaksikan perhitungan suara bersama dengan Gubernur yang diusung oleh partai Golkar di bangunan ini. Arsitek mengusung tema utama “Revolusi” pada restorasi agar bangunan baru tidak hanya sebagai benda mati, namun juga dapat merevolusi perilaku serta mental dari anggota partai serta masyarakat selaku pengguna dari bangunan ini. Konsep Revolusi terdiri dari 4 nilai utama sebagai dasar dari revolusi perilaku yang diterapkan dalam implementasi arsitektur bangunannya. Keempat nilai tersebut adalah Open and Transparency, Green Reviving, Collaborative & Community Hub, serta Raising the Nationalism

Delution Architect 

  Nilai pertama, Open and Transparency, bukan bentuk arsitektur yang hanya terbuka, namun juga akan mengubah perilaku pengguna bangunannya. Salah satu bentuknya adalah konsep tanpa pagar yang menunjukkan keterbukaan diri partai ke masyarakat. Konsep ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat bahwa partai tidak menutup diri dan terkesan eksklusif. Seluruh lantai 1 dari bangunan 3 lantai dijadikan fasilitas umum yang dapat dimasuki oleh masyarakat umum. Ini juga tentunya dapat membantu menjawab masalah di Jakarta yang kurang dengan area terbuka hijau untuk bermain dan bersosialisasi. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh lapangan umum, masjid, amfiteater, kebun urban farming, perpustakaan, serta fasilitas komersial seperti toko bunga, toko kreatif, bakery, minimart, serta café sebagai fasilitas penunjang ekonomi. 

 Delution Architect 

Lantai 2 dan 3 terisi oleh ruang-ruang kantor yang dikelilingi dengan kaca transparan sehingga tidak ada lagi ruang untuk melakukan diskusi tertutup dan tersembunyi seperti anggota partai pada umumnya. Konsep transparency ini melatih sekaligus merevolusi perilaku anggota partai politik yang umumnya bersifat tertutup menjadi lebih terbuka dan tidak ada yang perlu disembunyikan satu sama lain.

Delution Architect 

Nilai Kedua adalah Green Reviving yang berupa solusi membungkus tulang bangunan lama dengan tanaman. Solusi ini dirasa paling efisien baik dari biaya, waktu, serta menghasilkan satu wajah serta iklim arsitektur yang lebih baik dan modern. Cara ini bisa dilakukan tanpa mengubah tulang bangunan lama sehingga pekerjaan bisa lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Kesan “Hidup kembali” dari bangunan sebelumnya yang terlihat mati tanpa jiwa memberikan filosofi semangat baru untuk membangun kembali seperti sifat tanaman yang terus tumbuh tanpa batas.  

Delution Architect 

Konsep hijau tentunya tidak hanya dari tanaman, namun juga memperhatikan aspek hemat energi. Setiap ruang di bangunan ini ditata agar kaya akan sinar matahari dan udara sehingga penggunaan AC berkurang. Bangunan existing yang sebelumnya masif juga dibuat dengan layout koridor terbuka sehingga 75% dari luas bangunan menjadi area terbuka mulai dari area kantor hingga area publiknya.

Delution Architect 

Konsep Green Reviving membuat suasana mikro di lahan ini menjadi terasa lebih sejuk dan dingin dan tentunya secara tidak langsung merevolusi perilaku masyarakat serta anggota partai di Indonesia yang umumnya sering tidak menghargai tanaman dan taman. Bangunan yang menjadi indah karena tanaman tentunya membuat orang-orang yang menggunakan bangunan ini juga lebih menjaga tanaman itu sendiri. 

Delution Architect 

Nilai ketiga adalah Collaborative & Community Hub dengan tujuan agar Golkar DKI Jakarta bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa kolaborasi adalah satu solusi terkuat atas masalah-masalah yang sedang dihadapi bangsa ini. Sudah bukan waktunya lagi bergerak sendiri-sendiri. Bersatu padu, gotong royong dan bekerja sama adalah wajib di era keterbukaan informasi dan media. Menjawab hal ini, maka bangunan didesain tanpa ruangan yang bersifat milik pribadi dan individual seperti “Ruang Ketua” atau “Ruang Sekretaris”. 

Delution Architect 

Semua ruangan adalah milik bersama, dapat digunakan bersama, dan selalu terbuka untuk siapa pun yang menjadi kader Golkar. Hal ini tentunya sangat mengubah perilaku petinggi partai/organisasi yang umumnya memberi kesan eksklusif pada dirinya karena jabatan yang ia emban dan sering kali memberi jarak antara pimpinan dan anggota. 

Semua ruangan adalah milik bersama, dapat digunakan bersama, dan selalu terbuka untuk siapa pun yang menjadi kader Golkar. Hal ini tentunya sangat mengubah perilaku petinggi partai/organisasi yang umumnya memberi kesan eksklusif pada dirinya karena jabatan yang ia emban dan sering kali memberi jarak antara pimpinan dan anggota. 

Delution Architect 

Nilai yang terakhir sekaligus nilai ke-4 adalah Raising the Nationalism untuk menumbuhkan kembali semangat nasionalisme setiap anggota, simpatisan, serta masyarakat yang datang ke kantor Golkar ini. Semangat nasionalisme itu diterapkan dalam bentuk nama setiap ruangan yang menggunakan simbol-simbol kebangsaan seperti Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, Sumpah Pemuda, Proklamasi, Indonesia Raya, serta nama-nama presiden yang pernah menjabat di Indonesia mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo. Hal ini diterapkan agar dalam hari-hari mereka menjalankan aktivitas, mereka bisa memanggil ruang-ruang tersebut dengan sebutan simbol kebangsaan. Penamaan ruang menjadi sebuah kampanye untuk kembali menyadarkan nilai-nilai kebangsaan yang secara perlahan mulai hilang di tengah-tengah masyarakat Indonesia.   


Delution Architect 


Selain 4 nilai utama sebagai implementasi dari konsep revolusi di atas, arsitek juga menerapkan penggunaan material yang sifatnya unfinished, namun dibentuk dan dikemas secara estetis. Selain dapat menghemat biaya, juga dapat mempersingkat waktu pekerjaannya sehingga menjadi win-win solution antara tampilan, biaya dan waktu.

Arsitek juga banyak menerapkan wayfinding melalui signage pada setiap lantai, ruang dan area-areanya agar bangunan ini lebih ramah informasi kepada para pengguna.

Delution Architect 
Delution Architect 

Sumber:
https://archello.com/project/golkar-dki-jakarta-office
http://www.rumahhokie.com/beritaproperti/mengesankan-kantor-partai-golkar-ini-didesain-ramah-lingkungan/

Muhammad Theo Wijayanto
[24315810]
2TB05
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik arsitektur - Analogi Arsitektur

Analogi dalam berarsitektur terbagi atas beberapa jenis sebagai berikut:   Analogi Matematik Bentuk arsitektur yang mengambil sumber bentuk dari angka-angka, geometri, dan bentuk-bentuk dasar matematika seperti bola, piramida, balok, tabung dan lain-lain. Terkadang dua atau tiga bentuk-bentuk dasar tersebut dikombinasikan untuk dijadikan bentuk arsitektural. Analogi Biotik Analogi biotik juga sering disebut dengan bentuk organik. Analogi biotic adalah berasal dari bentuk-bentuk yang ada didalam seperti bentuk dari keong, batu karang, bentuk daun, dan lain-lain. Sumber bentuk dari ala mini sangat banyak dan menunggu daya kreasi arsitek untuk mengolahnya menjadi sebuah bentuk dari bangunan arsitektur.   Analogi romantic Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi ...

Kritik Arsitektur Interprektif

  “The Guild / RAW Architecture” – Meruya, Jakarta Barat Metode Kritik Interpretif Terletak di sudut jalan di perumahan villa meruya, jakarta barat. The Guild memperlihatkan sisi introvert dengan dinding pembatas yang tinggi dan tidak ada cela mengintip. Seolah ingin menyendiri dari kebisingan kota jakarta yang padat walau The guild Terlihat padat di luar namun pada sisi bagian dalam terdapat bukaan taman yang bagus. Rumah sekaligus studio arsitek ini pada saat pertama kali kesana terlihat sebuah tembok besar dan menyamarkan bangunan dengan jendela besar dan pintu yang melengkung serta melingkar dan juga betonnya yang besar saya tersadar ini sebagai rumah Brutalist Hobbit Rumah The Guild ini terdiri dari kamar tidur utama, dapur, ruang tamu, kamar anak, ruang keluarga kecil dan tempat berdoa. Setengahnya   bangunan rumah ini digunakna sebagari studio RAW Architecture yang dipisahakan oleh Tangga sepiral. Studio dengan dinding beton tersebut memiliki bentuk...

SEJARAH GOLDEN HORN BAY ISTANBUL (TANDUK EMAS)

Konstantinopel (bahasa Yunani: Κωνσταντινούπολις Ko̱nstantinoúpolis, bahasa Latin: Constantinopolis, bahasa Turki Utsmaniyah: قسطنطینیه , bahasa Turki: Kostantiniyye atau İstanbul) adalah ibu kota Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Romawi Timur, Kekaisaran Latin, dan Kesultanan Utsmaniyah. Hampir selama Abad Pertengahan, Konstantinopel merupakan kota terbesar dan termakmur di Eropa. Sekurang-kurangnya sejak abad ke-10, kota ini umum disebut Istanbul yang berasal dari kata Yunani Istimbolin, artinya "dalam kota" atau "ke kota". Setelah ditaklukkan oleh kaum Utsmaniyah pada 1453, nama resmi Konstantinopel dipertahankan dalam dokumen-dokumen resmi dan cetakan mata uang logam. Ketika Republik Turki didirikan, pemerintah Turki secara resmi berkeberatan atas penggunaan nama itu, dan meminta agar diganti dengan nama yang lebih umum, yakni Istanbul. Penggantian nama tersebut diatur dalam Undang-Undang Pelayanan Pos Turki, sebagai bagian dari reformasi nasio...