![Hasil gambar untuk ARSITEKTUR LINGKUNGAN, BIOLOGIS DAN EKOLOGI](https://finifio.files.wordpress.com/2013/09/c41d4-2.jpg?w=730)
DEFINISI ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Definisi jasa arsitektur menurut
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi
arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: Desain bangunan, pengawasan konstruksi,
perencanaan kota, dan sebagainya.
Selain definisi di atas, terdapat
beberapa definisi arsitektur berasal dari sumber acuan lainnya, yaitu:
Berdasarkan kamus, kata
arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut
asal kata yang membentuknya, yaitu Archi
= kepala, dan techton = karya kepala
tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka architecture sebagai
suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan.
Berdasarkan anggaran dasar Ikatan
Arsitektur Indonesia, arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan
pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan
lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.
Berdasarkan wikipedia, arsitektur
adalah aktivitas desain dan membangun sebuah gedung serta struktur fisik
lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan tempat berteduh bagi
kepentingan sosial. Dalam definisi yang lebih luas, arsitektur juga meliputi
desain dari keseluruhan lingkungan bangunan, dari level makro, yaitu bagaimana
bangunan dapat bersatu dengan bentang di sekitarnya sampai dengan tingkat mikro
dari arsitektur atau detil konstruksi, misal: furnitur.
Definisi asitektur sebenarnya
sangatlah luas. Definisi arsitektur pun hingga saat ini masih sering
diperdebatkan. Tetapi dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan
industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil
penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah
ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban
manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang dari
tingkat makro sampai dengan tingkat mikro.
Pada skala makro, arsitektur
berkaitan dengan perencanaan tata kota (town planning, hingga perencanaan
transportasi, urban/rural planning ), landscape planning, urban design.
Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga
bangunan termasuk eksterior maupun taman.
Definisi lingkungan adalah
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen
abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti
tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik
adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Dari uraian di atas, dapat di katakan bahwa definisi arsitektur
lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata
kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang
memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara,
iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan
erat dengan arsitektur hijau (green architecture) karena sama - sama
berhubungan dengan sumber daya alam.
{{{}}}
DEFINISI ARSITEKTUR BIOLOGI
Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaitu ilmu
penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga
mempelajari pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan
hidup, dan merupakan arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan.
Istilah arsitektur biologis diperkenalkan oleh beberapa ahli bangunan, antara
lainProf. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf Doernach dan Ir. Heinz Frick.
Sebenarnya, arsitektur biologis
bukan merupakan hal yang baru, sebab sejak ribuan tahun yang lalu nenek moyang
kita telah menerapkan konsep dasar dari arsitektur biologis ini, yaitu dengan
membangun rumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil dari
alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan mempertimbangkan rancang bagun
yang dapat tahan dengan segala macam ancaman alam, seperti hewan buas dan
bencana seperti banjir, longsor, gempa, dan lain-lain.
Rumah adat yang berbentuk rumah
panggung adalah contoh dari arsitektur biologis masyarakat Indonesia zaman
dahulu. Pada peristiwa gempa di Padang beberapa tahun lalu, rumah adat ini
terbukti lebih kokoh dibanding dengan rumah atau bangunan lain, karena bobotnya
yang ringan, terbuat dari
bambu dan kayu.
Perencanaan arsitektur biologis
senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu
berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun ditentukan oleh fungsi
menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya. Bentuk bangunan
ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya. Konstruksi bangunan yang digunakan
ada yang bersifat masif (konstruksi tanah, tanah liat dan lempung), berkotak
(konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka
(kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan tentang bahan bangunan tersebut,
akhirnya tercipta bentuk-bentuk bangunan yang berkaitan dengan sejarah
arsitektur.
Arsitektur Biologis dan Penerapannya
Melalui konsep arsitektur biologis, para arsitek diajak memahami rumah
sebagai sebuah bangunan organis, untuk meningkatkan kualitas kehidupan.
Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas
lingkungan hidup manusia.Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan
arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam.
Bahan bangunan alam
yang dapat dibudidayakan lagi,digunakan dalam arsitektur biologis, seperti
kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk. Bahan bangunan alamiah yang dapat
digunakan lagi menjadi bangun alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun
arsitektural adalah tanah liat, tanah lempung dan batu alam.Sedangkan bahan
bangunan alam yang diproses pabrik atau industri adalah batu artifisial yang
dibakar (batu merah), genting flam, genting pres dan batu-batuan pres
(batako).
Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi
yang sesuaidengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk
bangunannya punditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara
membangunnya.Bentuk bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya.
Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah,
tanah liat dan lempung),berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah),
serta konstruksi bangunan rangka(kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan
tentang bahan bangunan tersebut, akhirnya tercipta bentuk-bentuk bangunan yang
berkaitan dengan sejarah arsitektur.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiloQ56YlohOr2kKU1JD4L6D2raGGrVGDsOmgpTA0vM3_CGlMu2u-6ORxHVpYXRLI3iPsEfYGhOeceSK-BQfSQXwINUTrw5lk-2SeWiJuDmhpFtEnt1dYiRlWk8hroemPh8lhyphenhyphen5JEHNpJM/s1600/index.png)
{{{}}}
DEFINISI ARSITEKTUR EKOLOGI
Arsitektur ekologis merupakan
pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal
mungkin.
ARSITEKTUR BERWAWASAN LINGKUNGAN
sering juga disebut dengan “Arsitektur Ekologis” yang menjurus ke pembangunan
yang memanfaatkan semua potensi yang berada di alam tanpa merusak atau
mengganggu lingkungan sekitar.
Pembangunan harus melihat keadaan
dan kondisi lingkungan sekitar dan iklim yang ada. Penggunaan sumber daya alam
yang dapat diperbaharui, memaksimalkan penggunaan tenaga matahari dan angin,
serta pembangunan yang berorientasi kepada arah mata angin untuk menciptakan
bukaan dan pencahayaan yang maksimal sehingga tidak terlalu menghabiskan energi
seperti penggunaan listrik yang berlebihan.
ARSITEKTUR EKOLOGI itu sendiri
mempunyai tiga prinsip yang harus diperhatikan yaitu;
1. Fluktuasi
2. Stratifikasi
3. Interdependence (saling ketergantungan)
Dasar-dasar ekologi arsitektur menjurus kepada penggunaan material
hemat energy, penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan, dan peka terhadap
keadaan iklim. Sehingga tercipta sebuah desain yang bersifat go green.
Membahas tentang bangunan yang
bersifat go green, sekarang ini seluruh dunia semarak mendesain dan membangun
bangunan yang menerapkan konsep ini. Berawal dari kesadaran akan mulai
menipisnya sumber daya alam yang tidak dapat terbaharui maka para arsitek
mendesain bangunan-bangunan yang memanfaatkan tenaga dari alam seperti matahari
dan angin.
Pola
Perencanaan Arsitektur Ekologi selalu memanfaatkan alam sebagai berikut :
• Dinding, atap sebuah gedung sesuai
dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.
• Intensitas energi baik yang
terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal
mungkin.
• Bangunan sedapat mungkin diarahkan
menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam
tanpa kesilauan
• Dinding suatu bangunan harus dapat
memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding
sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang
memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.
Cara
membangun yang menghemat energi dan bahan baku
1 Perhatian pada iklim setempat
Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim pembangunan yang
menghemat energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin penyesuain pada
perubahan suhu siang-malam
2 Subsitusi sumber energi yang tidak
dapat diperbaharui meminimalisasi penggunaan energi untuk alat pendingin
menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui optimalisasi penggunaan
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui usaha memajukan penggunaan energi
alternatif penggunaan energi surya.
3 Penggunaan bahan bangunan yang dapat
dibudidayakan dan yang menghemat energi memilih bahan bahan bangunan menurut
penggunaan energi menghemat sumber bahan mentah yang tidak dapat diperbaharui
minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui upaya
memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-sisa bangunan
(limbah) optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan
4 Pembentukan peredaran yang utuh di
antara peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan, energi, dan air gas kotor,
air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin Menghemat sumberdaya alam (Udara,
air, dan tanah) perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar erhatian
pada peredaran air bersih dan limbah air
5 Penggunaan teknologi tepat guna yang
manusiawi memanfaatkan/ menggunakan bahan bangunan bekas pakai. Menghemat hasil
produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara produksi yang sesuai dengan
pertukangan hipotesis Gaia
Yang
paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis
Gaia sebagai berikut : Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut
kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan
termasuk lingkungan dan kehidupan.
{{{}}}
KESIMPULAN PERBEDAAN ARSITEKTUR
LINGKUNGAN, BIOLOGI & EKOLOGI :
Arsitektur lingkungan adalah ilmu
bangun membangun berwawasan luas yang berkaitan erat dengan seluruh unsur-unsur
alam sebagai sesuatu yang harus diperhatikan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Biasanya diterapkan dalam skala besar seperti perkotaan.
Sedangkan arsitektur ekologi
memiliki lingkup yang lebih sempit dibandingkan arsitektur lingkungan, karena
ilmunya menjurus kepada penggunaan material sebuah bangunan agar tidak boros
energi dan tidak membawa pengaruh buruk terhadap lingkungan.
Beda halnya dengan arsitektur biologi yang lebih fokus
dengan hubungan antar lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.
{{{}}}
sumber:
http://jakartakreatif.com/index.php?option=com_content&view=article&id=39:pengertian-arsitektur&catid=11:arsitektur&Itemid=102&lang=en
http://arsitekturlingkungan.blogspot.com/2009/04/arsitektur-lingkungan.html
http://akiyamashiki.blogspot.co.id/2014/11/tugas-arsitektur-lingkungan_26.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_ekologi
http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.com/2012/10/ekologi-arsitektur.html
{{{}}}
Muhammad Theo Wijayanto
[24315810]
2TB05
Komentar
Posting Komentar