![](https://abieomar.files.wordpress.com/2011/03/good.jpg)
Good Will Hunting
Film yang menceritakan Will
Hunting (Matt Damon) sebagai pemeran utama, dan di film ini will hunting adalah
seorang janitor/petugas kebersihan di MIT (Massachusetts Institute of
Technology) memiliki karakter seorang jenius, tetapi di balik ke jeniusannya
dia memiliki sisi negatif, sisi negatifnya adalah dia seorang yang bisa
dibilang introvert, arogan, dan juga tempramental.
Kejeniusan dari Will Hunting
sendiri di ketahui setelah dia menyelesaikan rumus matematika yang ditulis di
ruang koridor oleh Prof. Gerald Lambeau (Stellan Skarsgård) rumus yang bisa
dibilang sulit bahkan untuk para pelajar di M.I.T, namun seorang Will Hunting
yang hanya seorang janitor bisa memecahkan rumus tersebut dengan mudahnya.
Will Hunting diajak bekerja oleh
Prof. Gerald Lambeau, tetapi Will Menolak tawaran tersebut, dan pada suatu
ketika Will Hunting terlibat tindak kriminal dan hendak di masukkan ke penjara,
tetapi Prof. Gerald Lambeau lah yang membebaskan Will Hunting kebebasan dengan
syarat Will Hunting ada didalam penanganannya dan harus bekerja sama dengan
Prof. Gerald Lambeau. Dan mereka pun bekerja sama dalam bidang matematika,
tetapi Prof.Gerald Lambeau prihatin akan sifat negatif dari Will Hunting yang
Introvert yang hanya terbuka pada orang-orang yang ia kenal seperti teman-teman
sejak kecilnya yaitu Chuckie Sullivan (Ben Affleck), Morgan O’Mally (Cassey
Affleck), dan Billy McBride (Cole Hauser).
Keprihatinan Prof. Gerald
Lambeau pun mendorong ia supaya Will diajak pergi ke psikiater, tetapi selama
mereka pergi ke psikiater proses terapi pun tidak berjalan baik, Will sangatlah
menolak proses-proses tersebut, ia hanya membuat para psikiater kesal, dan pada
akhirnya Prof. Gerald Lambeau mengunjungi teman lamanya Sean Maguire (Robin
Williams) yang merupakan seorang psikolog.
Will juga mempunya pacar Skylar
(Minnie Driver), yang dimana hubungan mereka berakhir akibat sifat negatif dari
Will.
Meskipun banyak kendala saat
menangani Will, Sean Maguire pun akhirnya bisa membuat will lebih terbuka akan
pribadinya, dan Sean akhirnya pun tahu bahwa sifat negatif Will berasal dari
masa kecilnya yang memiliki ayah angkat yang alkoholik, dan mendapatkan
kekerasan dari ayahnya. dan akhirnya Will pun bisa diajak bekerja sama dengan
mudahnya, dia pun disuruh mengambil tawaran pekerjaan dari Prof. Gerald
Lambeau, tapi dia ingat akan kata-kata dari Sean Maguire; “I Gotta See About a
Girl” dimana will lebih memilih menyusul Skylar yang pergi ke California.
Dari sinopsis film diatas saya dapat menyimpulkan
hubungan antara konselor (Sean) dengan klien (Will) dapat dilihat dari hubungan
Obyektifitas dan subyektifitas. Keseimbangan ini mengacu pada tingkat emosional dan hal-hal
yang mempengaruhi intelektual dan elemen emosional. Objektivitas mengacu pada
lebih kognitif, scientific dan generiknya suatu hubungan. Di mana klien
dianggap sebagai obyek belajar atau sebagai bagian dari penderitaan manusia
yang luas. Oleh karena itu, konselor akan memberikan pandangan kepada klien dan
nilai-nilai tanpa penilaian pribadi. Arti perilaku konselor untuk klien
adalah bahwa mereka merasa konselor menghormati pandangan mereka, tidak
memaksakan gagasan-nya pada mereka, dan melihat masalah mereka rasional dan
analitis. Mereka ingin konselor untuk terlibat secara emosional dan menjadi
pribadi yang bersangkutan tentang mereka.
Elemen subjektif dimaksudkan adalah sikap kehangatan dan
psikologis kedekatan serta keterkaitan yang mendalam pada masalah klien.
Perilaku ini sering digambarkan sebagai kepedulian. Sebaliknya, beberapa klien
menganggap keterlibatan konselor sebagai ancaman, karena mereka adalah
“mengirimkan” untuk kontrol atau “mengungkapkan” diri orang lain. Seorang klien
melihat konselor, sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang atas kebutuhan
klien tersebut. Sifat interaksi emosional tampaknya menjadi variabel kunci
yang menentukan kualitas hubungan, atau pertemuan.
Dalam konseling objektivitas dan
subjektivitas haruslah harmonis, di mana konselor mengoperasikan dua posisi dan
menggabungkan kedua elemen tersebut. Objektivitas diperlukan dalam mendiagnosa,
sementara subjektivitas diperlukan dalam membangun suasana/iklim konseling itu
sendiri.. (http://itsarbolo.wordpress.com/2012/06/13/hubungan-dalam-konseling-the-relationship-in-counseling )
Masalah yang dihadapi
klien (Will) dalam film tersebut adalah bahwa Klien (Will Hunting) adalah seorang yatim piatu yang membuat dia seperti orang luar
karena klien belum
mengalami hal dalam kehidupan
rumah. Hidup dengan keluarga angkatnya dipenuhi dengan penyalahgunaan dan
penelantaran. Karena pengalaman ini, itu mempengaruhi cara klien berinteraksi
dengan orang-orang. Sulit baginya untuk mempercayai orang lain karena klien tidak ingin mengambil risiko terluka lagi.
Jenis terapi yang ada dalam film
tersebut adalah terapi berlawanan arah, alasannya adalah Will
(Klien) menantang Sean (konselor) dengan cara yang sama seperti yang dilakukan
pada Prof. Gerraldd,bahwa Sean mendorong Will untuk mengambil sikap, baik
keras, objektif melihat dirinya dan hidupnya. Padahal pemikiran Sean sendiri
adalah bahwa ia tidak mampu dan tidak mau bahkan mempertimbangkan hubungan
romantis kedua setelah kematian dini istri pertama tercinta dari kanker
beberapa tahun sebelumnya. Ini mungkin menjadi alasan utama mengapa Sean setuju
untuk mengambil Will sebagai klien. Antara konselor pertama dan kedua dalam
film ini terjadi pertengkaran tentang masa depan klien. Klien sengaja
menyaksikan dari argumen marah entah bagaimana bertindak sebagai katalis untuk
keputusannya untuk memasuki tingkat yang lebih dalam kepercayaan dan berbagi
dengan konselor kedua. Klien tampaknya telah menyadari dari peristiwa ini bahwa
situasi ini sedikit lebih kompleks.
Jenis konseling yang terdapat pada
film tersebut adalah Konseling individu, dimana satu konselor hanya menangani
masalah satu klien dan berusaha untuk mencari tahu tentang masalah yang
dihadapi klien. Konseling individual adalah proses
belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang
konselor dengan seorang klien. Klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak
dapat dipecahkan sendiri , kemudian ia meminta bantua konselor sebagai petugs
yang professional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketarampilan
psikologi . konseling ditujukan pada individu yang normal , yang menghadapi
kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan , pekerjaan dan social dimana ia
tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling
hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan
pribadinya.
Ciri – ciri konselor
yang baik dan efektif menurut Baruth
dan Robinson III (1987), menyebutkan beberapa karakteristik konselor yang
efektif sebagai berikut :
- Terampil “menjangkau” (reaching out) kliennya.
- Mampu menumbuhkan perasaan percaya, kredibilitas dan yakin dalam diri orang yang akan dibantunya.
- Mampu “menjangkau” kedalam dan keluar.
- Berkeinginan mengkomunikasikan caring dan respek untuk orang yang sedang dibantunya.
- Menghormati diri sendiri dan tidak menggunakan orang yang sedang dibantunnya sebagai sarana untuk memuaskan kebutuhannya sendiri.
- Mempunyai sesuatu pengetahuan dalam bidang tertentu yang akan mempunyai makna khusus bagi orang yang dibantunya.
- Mampu memahami tingkah laku orang yang akan dibatunya tanpa menerapkan value judgments.
- Mampu melakukan penalaran secara sistematis dan berpikir dalam kerangka system.
- Tidak ketinggalan zaman dan memiliki pandangan luas tentang hal-hal yangterjadi di dunia.
- Mampu mengidentifikasi pola-pola tingakh laku yang self-defeating, yang merugikan dan membantu orang lain mengubah pola tingkah laku nyang merugikan dan membantu orang lain mengubah pola tingkah laku yang merugikan diri sendiri ini menjadi pola tingkah laku yang lebih memuaskan.
- Terampil membantu orang lain untuk “melihat” ke dalam dirinya sendiri dan bereaksi secara tidak detensif terhadap pertanyaan “Siapakah saya?”
- Hackney dan Cormier menyebutkan karakteristik seorang konselor :
- Kesadaran tentang diri (self-awareness) dan pemahaman diri sendiri.
- Kesehatan psikologi yang baik.
- Sensitivitas terhadap dan pemahan tentang faktor-faktor rasial, etnik dan budaya dalam diri sendiri dan orang lain.
- Keterbukaan (open-mindedness).
- Objektivitas : Mengacu pada keampuan untuk melibatkan diri dengan klien disatu pihak, tetapi juga pada saat yang bersamaan berdiri di kejauhan dan melihat dengan akurat apa yang terjadi dengan kliennya dan hubungannya.
- Kompetensi : Tuntuan seorang konselor mempunyai pengetahuan, informasi dan keterampilan untuk membantu.
- Dapat dipercaya (trustworthiness) : Termasuk didalamnya adalah kualitas-kualitas konselor seperti reliabilitas, tanggung jawab, standar etik, prediktabilitas.
- Interpersonal attractiveness.
Ciri – ciri konselor tersebut hampir sama dengan ciri-ciri
konselor (Sean) pada film tersebut saat menangani masalah klien (Will).
Jenis – jenis bakat seorang manusia menurut tokoh Thurstone
:
1. Bakat Verbal ( V ) : pemahaman akan
hubungan kata, kosakata, dan penguasaan komunikasi lisan.
2. Bakat Numberik ( N ) : kecermatan
dan kecepatan dalam penggunaan fungsi – fungsi hitung dasar.
3. Bakat Spatial ( S ) : kemampuan
mengenali berbagai hubungan dalam bentuk visual.
4. Bakat Word Fluency ( W ) : kemampuan
mencermati dengan cepat kata – kata tertentu.
5. Bakat Memory ( M ) : kemampuan
mengingat gambar, pesan, angka, kata – kata dan bentuk pola.
6. Bakat Reasoning ( R ) : kemampuan
mengambil kesimpulan.
Jenis bakat yang dimiliki oleh klien (Will) termasuk bakat Genius,
karena merujuk pada masalah, Will mampu memecahkan suatu teori matematika yang
ditulis oleh Prof. Gerrald yang sebetulnya dikhususkan untuk mahasiswanya.
Tetapi, setelah diketahui bahwa yang mengerjakan soal tersebut bukanlah
mahasiswa dari kampus tersebut. Namun tidak ada yang tahu siapa orang pintar yang memecahkan
masalah itu. Hingga akhirnya secara tak sengaja, Prof.Gerald, memergoki Will
tengah menyelesaikan soal lain di papan tulis koridor kampus. Will yang
kepergok langsung memutuskan berhenti bekerja.
Demikian analisis yang saya lakukan, bila ada kesalahan dalam
penulisan, saya mohon maaf yang sebesar – besarnya. Kritik dan saran yang
bersifat membangun saya harapkan demi perbaikan analisis ini.
Komentar
Posting Komentar